Kamis, 15 Oktober 2009

Bisnis di Indonesia Kurang Beretika

Tugas etika bisnia
Nama : Yusnandar
kelas : 4ea03

Selama ini bisnis di Indonesia kurang memperhatikan aspek etika. Yang ada hanyalah mengejar keuntungan semata. Pebisnis sama sekali tidak memperhatikan kepentingan konsumen.

Hal itu disampaikan Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Dinamika Masyarakat RI, Prof. Dr. Ir. Carunia Mulya Firdausy, M.A, APU, ketika ditemui Pos Kupang usai pembukaan Lokakarya Penyusunan Konsep dan Model Etika Bisnis dalam Pemanfaatan Hasil Riset Iptek oleh Dunia Bisnis dan Industri, di Aula Utama Undana-Kupang, Kamis (30/7/2009).
Menurut Firdausy, bisnis dalam era sekarang ini semuanya berorientasi mereguk keuntungan semata, tanpa memperhatikan sisi etika dan kepentingan konsumen. Akibatnya, tidak jarang banyak konsumen menjadi korban. "Untuk mengatasi kondisi tersebut, perlu disusun konsep dan etika dari produk-produk Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi), sehingga tidak merugikan masyarakat," katanya.
Dia mengatakan, dari berbagai kasus yang menimpa konsumen dan masyarakat umum selama ini, diperlukan sebuah konsep etika, agar pelaku bisnis bisa memberikan keuntungan juga bagi masyarakat.
Dia mencontohkan, ada produk pangan dari Iptek, maka secara etika, produk pangan yang dihasilkan, baik oleh perorangan maupun perkumpulan lembaga itu, disampaikan juga kepada masyarakat tentang komponen apa saja yang digunakan sehingga tidak merugikan masyarakat selaku konsumen.
Firdausy menyebutkan, beberapa prinsip yang perlu dimiliki dalam bisnis, yakni otonomi, kejujuran, saling menguntungkan, integritas moral, keadilan atau keuntungan pada masyarakat konsumen dengan tidak boleh ada yang dirugikan.
Sementara itu, Rektor Undana, Prof. Ir. Frans Umbu Datta, M.App,Sc, Ph.D, yang diwakili Pembantu Rektor II, Ir. Roy Nendisa, M.S, mengatakan, lokakarya itu merupakan kerja sama Undana dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar