Surabaya, (Analisa)
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) memprediksi bisnis periklanan akan tumbuh antara 12 persen dan 15 persen pada tahun 2010
karena besarnya permintaan pasar saat itu. Ketua Umum PPPI, Harris Thajeb, menjelaskan, selama 2009 ini nilai transaksi periklanan mencapai Rp53 triliun.
"Hal tersebut menguatkan keyakinan kami bahwa kondisi ekonomi 2010 stabil. Untuk itu, estimasi transaksi iklan 2010 akan naik menjadi Rp63 triliun," katanya, dalam Seminar Strategi Periklanan 2010, di Hotel Bumi Surabaya, Kamis (17/12).
Menurut dia, sepanjang 2009 bisnis periklanan memang sempat anjlok karena adanya krisis ekonomi global sehingga banyak perusahaan yang mengurangi anggaran untuk iklan.
"Namun kami tertolong dengan adanya momen pemilu baik pemilu legislatif maupun pilpres. Peningkatan transaksinya mencapai 30 persen," ujarnya.
Mengenai media mendominasi penyerapan iklan, ia mengaku, selama 2009 televisi masih menjadi media penyumbang belanja iklan utama baik oleh kalangan lembaga pemerintah, swasta, maupun perorangan.
"Komposisinya 63 persen belanja iklan terserap di televisi, 31 persen terserap di media cetak utamanya koran, dan sisanya media lain seperti radio, majalah, dan media outdoor," katanya.
Sementara itu, Ketua PPPI Jawa Timur, Mufid Wahyudi, membenarkan, akibat krisis ekonomi global bisnis periklanan selama semester I/2009 turun sampai 20,25 persen dan kembali naik 30 persen selama momen pemilu. "Tahun ini kami perkirakan mencapai Rp54 triliun. Jumlah ini melebihi target yang ditentukan yakni Rp50 triliun," katanya.
Ia menambahkan, dari jumlah itu Jawa Timur menyumbangkan kontribusi sebanyak 30 persen. Di sisi lain, media konvensional yang selama ini menjadi media iklan, kini tergeser oleh media digital yang memanfaatkan internet.
"Ke depan, perkembangan digital media sebagai salah satu media iklan akan sangat pesat. Bahkan, semakin hari tumbuh positif," katanya. (Ant)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar